Sederhana Saja

Tepatnya satu tahun yang lalu, saat itu dengan tidak diduga-duga saya ternyata diminta untuk menjadi MC (pembawa acara) dalam sebuah acara silaturahmi pengurus Iqro Club Se-Pondok Aren Tangerang Selatan. Pesertanya gak nangung-nanggung selain pengurus Iqro Club itu sendiri ada juga ustad-ustad, trainer dan beberapa tamu undangan. Entahlah atas dasar apa permintaan itu tertuju ke saya padahal kalo dipikir-pikir selama bergabung di Icro Club belum ada track record sama sekali soal MC. Tapi, ya sudahlah mungkin ini salah satu wujud kontribusi saya di jalan cinta ini. Sekaligus ajang akselerasi pengembangan diri mungkin. He. Bismillah

Setelah briefing sebentar dengan panitia akhirnya acara pun dimulai. Saya membuka acara dengan semangat, ya kalo mau disamain yah mirip-mirip Choki Sitohang lah, he acara pun berjalan dengan lancar dan nyaman. Walaupun bertempat di masjid acara nya tidak begitu kaku karena memang sifatnya silaturahmi.

Namun ada satu hal yang unik ketika saya menjalani amanah itu. Bagi saya itu hal yang sangat konyol tapi berkesan. He. Berawal ketika rangkaian acara memasuki item materi. Saat itu ustad yang mendapat kesempatan menyampaikan materi yaitu ustad... (ust. Azis, tapi kalo gak salah sih, he maaf ustad) beliau orang yang luar biasa loh . Beliau lulusan gontor, kemudian S1 di pakistan, S2 di Mesir dan beliau juga sangat paham masalah hadis, subhanalloh dan materi yang disampaikan yaitu tentang urgensi amal jama'i. Seperti biasa sebelum materi disampaikan saya selaku MC membacakan riwayat hidup atau CV ustad.  Mulai dari nama, alamat, pekerjaan dan hal-hal penting lainnya. Sampai kejadian itu pun terjadi (alah,,)

Pas pada item moto hidup, di kertas yang saya pegang tertulis ''berpikir sederhana, berbuat sederhana'' saya pun dengan semangat membacakannya namun tidak sampai disitu selaku MC kan harus pinter-pinter ngomong. Singkat saya komentarin ''wah motto hidup ustad luar biasa yah?'' saya kira itu komentar yang sah-sah saja tapi ternyata tidak, huu

Saya pun mempersilakan ustad untuk memulai materi. Namun sayang beliau tidak langsung memulainya. Setelah memegang microphone beliau pun malah mendekat ke arah saya.

''dengan akh siapa?'' tanya nya singkat, tapi mukannya itu loh serius banget,

Singkat saya jawab ''evan ustad'' plus sedikit senyum.

''oh ya akh evan, tadi antum bilang kalo motto hidup ane luar biasa ya ?''.

''Betul ustad'' saya mulai sedikit keringatan

''ane mau tanya, luar biasanya di mana akh? Bukannya biasa-biasa aja?'

saya pun hanya tersenyum, namun para peserta malah bersorak ''ayo jawab, ayo jawab''

tuing tuing saya mulai terpojok,,

akhirnya dengan sangat gugup saya pun menjawab pertanyaan ustad. Mau tau jawabannya? Bener mau tau? Yah udah tau lah jawabannya, seorang mahasiswa baru dengan ilmu yang masih sedikit, harus menjelaskan keluarbiasaan motto itu ke ustad dan peserta. Ya bisa ketebak la segitu-gitu juga paling, hee

Begitulah sob, sederhana saja sih, berani berbuat berani bertanggung jawab, berani ngomong berani ditanya, berani salah berani belajar, tapi berani malu juga sih, hee

Dan alhamdulillah setelah saya panjang lebar ngomong tak keruan, ustad pun sedikit share tentang makna motto hidupnya. Ya sangat singkat, katanya ni, ''Sungguh Rasulullah selalu mengajarkan kepada kita untuk tidak berlebihan dalam segala hal. Tidak ada kata yang paling tepat untuk menggantikan kata tidak berlebihan kecuali dengan kata sederhana. Bukan begitu?''.

He, saya hanya cengir-cengir kuda, ustad pun mulai melanjutkan materinya.

@Sederhana saja. jangan lebay pliss. Sederhana saja ya.  Oke