Pages

Catatan Rekre(aksi)

Sebenernya pengen nulis yang berbau serius. Tentang idealisme mahasiswa gitu, tapi berhubung saya orangnya jarang bisa serius jadi mohon maaf ni, niat itu kayaknya harus tertunda sampe saya benar-benar siap lahir dan bathin untuk nulis hal-hal serius. Jadi seperti biasa kita ngomongin yg santai-santai ajah ya, he
http://www.smileycodes.info

20.10.2010, tanggal dengan angka yang cantik bagi sebagian orang (itu sih kalo ada yang peduli). Hari ini tepat satu tahun pemerintahan SBY-Budiono (lho kok jadi ngomong politik ya gak konsisten nih, katanya mau bahas yang santai?? Eh ini malah nulis yang berat-berat, ckckck), he gak kok percaya deh semua bakal santai dan ringan, hayuk kita lanjutkan.



Kisah ini bermula dari percakapan dua anak muda yang masih lugu, he
Fajri : ''akh ikut ke istana gak?''
Evan : ''kayaknya gak, kita kan kuliah''
Fajri : ''kita izin ama dosen yuk''
Evan : ''haaa, beneran? boleh-boleh ayo”
Fajri : ''besok kan pak satria jadi bisa lah''
Evan : ''oh iya, ya udah sms aja kalo gitu''
Fajri : ''ya udah ana sms yah''


11.30 akhirnya bus berangkat dari kampus tercinta, kondisi badan emang gak terlalu fit. Semalem baru bisa tidur jam 2an, plus paginya belum sempet sama sekali buat sarapan. Nyempet-nyempetin buat ikut kuliah pagi dan sekarang udah harus berangkat ke istana. Membuat semua terasa senut-senut, mulai kepala, perut, kaki sampe jari-jari pun ikut-ikutan, haa.


Untung sebelum bus berangkat bisa mampir ke kantin, beli nasi bungkus dengan lauk ala kadar. Ya makan di bus deh, makan jamak pagi dan siang sekalian, duh nasib anak kost. Rasanya mau nagis aja, tapi sayang langit mendahului, perjalanan kampus-istana diiringi tangisan langit. Turun hujan deras, ah jakarta mana ada cantiknya kalo udah hujan, macet, banyak sampah dan banjir.


Menjelang pukul 13.00 bus tiba di masjid Baitul Ikhsan tepat di samping gedung Bank Indonesia, anak-anak dari kampus laen udah pada kumpul, sedangkan kami harus sholat dzuhur terlebih dahulu. Alhamdulillah hujan pun reda, walau di beberapa titik masih ada aja genangan air. Tetap semangat, hidup mahasiswa,,,


Oh ya kita mau silaturahmi ke istana pak SBY. Hari ni kan satu tahun pemerintahan pak SBY-Budiono gitu. Sebagai mahasiswa kita mau ngingetin aja ke pak presiden dan jajarannya kalo masih banyak hal yang perlu diselesaikan di negeri ini. Takutnya beliau lupa kan presiden sibuk. Kita mahasiswa seluruh indonesia
menggabungkan diri kita di forum Badan Ekskutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI) dan tentu yang turun ke jalan adalah perwakilan dari masing-masing kampus se-Indonesia.


13.30, koordinasi dilakukan tepat di jalan depan gedung utama bank indonesia. beberapa mahasiswa sibuk dengan pengeras suara yang digunakan untuk mengatur barisan, ada lagi sibuk membawa panji kebanggan kampusnya dan yang paling eksis pers mahasiswa dengan kamera-kameranya. Saya ikut rombongan aja deh celingak-celinguk ikut rame di barisan. Sedang Abang-abang jualan teriak-teriak gak jelas, aqua aqua slayer slayer, wah kalo tau gitu saya pilih ikut jualan aja deh. Lumayan kan uangnya, He

Langit malah makin panas, cuaca emang gitu, udah gak bisa ditebak barusan ujan eh sekarang malah terik, (oh ya lupa anak baik ma gak pernah ngeluh), he. Barisan panji dibentuk dan diatur di depan sekali. Diiukuti bunker, mobil sound, border dan barisan putri. saya barisan mana? Yah saya harus puas diposisi bunker. (lho?) hee

Langit semakin panas. Sedang kami jalannya lambat banget, udah kayak ngarak penganten aja, BI-istana biasanya jalan kaki normal paling 7 menit eh ini udah satu jam gak sampe-sampe, parah. Sabar sabar. Usut punya usut ternyata kita belum bisa masuk mendekat istana karena kondisi di depan istana masih sangat cair, masih ada massa buruh yang berdemonstrasi, kalo kita paksain mendekat dikhawatirkan akan timbul kerusuhan, ya mesti sabar nunggu, kita stay di seberang kantor mahkamah konstitusi di Jalan Merdeka Barat. Jujur mata semakin berat (efek begadang) kalo boleh milih saya mau tidur saja, he apalagi gak dikasih-kasih minum, bisa tepar anak muda. Tapi nggak donk demi kebaikan bersama kita harus berjuang, hidup mahasiswa

''hati hati hati hati provokasi'' cie tau sepenggal lagu itu? Akhirnya massa dari kelompok buruh yang ikut aksi keluar meninggalkan halaman depan istana dan kita mahasiswa bisa mendekat ke istana. Kalo boleh diidentifikasi yang ada di depan istana tinggal pak polisi plus tim anti huru haru, bem seluruh indonesia, massa HMI, masyarakat sekitar, abang jualan dan wartawan tentunya.

Orasi pun dilakukan, bergantian perwakilan kampus untuk menyampaikan orasinya, enam tuntutan mahasiswa pun disampaikan secara lugas kepada presiden. Sempet dilakukan pembakaran bunga duka untuk menarik perhatian wartawan sebagai simbol kekecewaan kita dengan kerja pemerintah. Ditengah keseriusan aksi saya mendengar percakapan singkat yang cukup menggelitik. salah seorang mahasiswa ITB bertanya pada salah seorang pedagang asongan ''Bang pak SBY ada gak sih??'' abangnya pun polos menjawab ?? wah kurang tau mas'' haa alaaah


16.00, ada instruksi dari korlap kampus saya untuk memecah massa sebagian sholat ashar dulu sebagian tetep ikut barisan, maksudnya sholatnya bergantian namun dengan tetap tidak membubarkan barisan, saya ya tetap dibarisan pikir saya ya paling lima belas menit lagi aksi selesai karena kelihatannya udah hampir ending ni. Sepanjang aksi berlangsung mahasiswa yang tergabung dalam BEM-SI bisa dinilai sangat tertib tidak ada kontak fisik atau pun hal-hal yang bisa memancing kericuhan.


Tapi entah apa yang terjadi polisi tiba-tiba menembakkan water canon dan jujur saya sangat terkejut udah mirip nonton konser aja pake disemprotin air. Dan ternyata water canon di semprotkan ke arah massa HMI yang katanya dinilai mulai sedikit anarkis. -massa HMI memang terpisah dengan massa BEM SI, koordinasi pun terpisah, intinya HMI aksi sendiri , mahasiswa aksi sendiri- setelah water canon ditembakkan massa HMI pun tidak tinggal diam dan mundur, mereka malah melempari polisi dengan batu, kayu, botol dan apapun yang bisa dilempar dan polisi tetap menekan dengan water canonnya diiringi border dari tim huru hara dilengkapi beberapa kali tembakan gas air mata.


Kami dari BEM SI berinisiatif melakukan aksi duduk, sebagai tanda bahwa BEM-SI tidak terlibat dalam kerusuhan ini, polisi pun membimbing untuk segera jongkok. Udah kayak nonton bioskop duduk manis sambil nonton film sayang aja gak bawa popcorn, filmnya film perang lagi, batu-batu bertebaran di langit sedang suara tembakan terus berbunyi. Pokoknya seru deh kan nontonnya live dangan jarak kurang dari 10 meter, hebat kan? Sensasi film 4D lewat, he. Suasana semakin kacau semua jadi panik dengan kondisi ini, BEM SI yang semula tenang-tenang saja menjadi tertekan akhirnya barisan putri di evakuasi mundur ke RRI.


Mahasiswa putra mencoba untuk tetap bertahan tapi sayang border yang dibentuk malah terbuka karena kepanikan masing-masing. Apalagi HMI terus melempari batu yang arahnya tak menentu. Kepanikan menjadi-jadi saat beberapa HMI menerbos masuk barisan BEM SI dan water canon pun mengikuti akhirnya semua menjadi pecah tidak ada border, bunker, tidak ada korlap apalagi koordinasi. Parah,,


Sayup-sayup terdengar “jongkok,,jongkok” namun di sisi lain teriak “mundur mundur” terdengar lagi “jongkok jongkok” ada lagi “mundur mundur” semua kacau tidak ada koordinasi semua terlihat panik akhirnya mahasiswa benar-benar pecah, mahasiswa berlamburan lari sendiri-sendiri meninggalkan tempat aksi sedang batu-batu semakin sering melayang-layang. Polisi hanya sibuk mengatur bordernya sendiri. walah


Lalu saya??? Entahlah situasi panas yang membuat emosi pun panas, sejauh mata memandang yang berjaket almamater sama dengan saya hanya sekitar tiga orang sebagian emang lagi sholat dan yang lainnya lagi entah pada kemana? Sedang mahasiswa dari kampus lain segera berkumpul masing-masing. Di depan RRI anak Riau sudah berkumpul disusul anak Jakarta, Lha anak kampus saya mana? apa mungkin ikut lempar-lemparan batu? Gak mungkin lah, akhirnya saya dan tiga teman saya “berinisiatif” (maksudnya kabur) untuk menyusuri jalan terus ke arah mahkamah konstitusi dan benar di depan gedung mahkamah konstitusi kami bertemu dengan menhumpol dan wapres BEM, dan kita bisa kumpul di sana sembari menunggu yang masih sholat. Melihat water canon, letusan gas air mata dan batu-batu berhamburan di langit sepertinya pengalaman baru bagi saya, biasa ikut aksi ma aman-aman saja tidak ada sampe kontak fisik yang berlebihan kayak gini. Tapi lumayanlah buat terapi emosi, apalagi pas mahasiswa lari mundur, bagaimana satu kelompok yang katanya “satu” harus “kabur” masing-masing menyelamatkan diri. Karena apa? Karena tidak ada lagi pemimpin di sana, tidak ada koordinasi yang bisa mengarahkan. Menjadi pelajaran dan pengalaman tersendiri.


Setelah gak sampe 10 menit kekacauan itu terjadi akhirnya perwakilan masing-masing kampus bisa menangani mahasiswanya masing-masing. Ending yang dramatis, saya bersama teman yang belum sholat akhirnya sholat ashar balik ke Baitul Ikhsan dan dilanjutkan pulang ke kampus, entahlah ini aksi yang aneh. Selamat mendengarkan pak SBY, terus berjuang kawan mahasiswa, selamat bertugas pak polisi. Selamat berjualan abang-abang jualan. Selamat membuat berita kakak-kakak reporter. Oh ya satu lagi, Selamat “perang” temen-temen HMI. he



2 komentar:

  1. Wah, jadi inget 20 Okt waktu itu....
    bener2 kisruh, inget bgt ketika Rusdi "KaBEM PNJ" bilang:
    BEM-SI munduuur!", haha....

    memang benar2 kesan 4D nya berasa, nice share..cukup bernostalgia.
    :)

    Mampir-mampir y k blog saya di IDnya...
    XD *promosi

    BalasHapus
  2. jadi kenangan 'tak terlupakan' kan Van..hehe
    MUNDUR!! MUNDUR!! inget kita lari ngos2an krn takut kena batu

    BalasHapus

Komentar di sini yah,