Pages

Saya Menulis (lagi)

Bismillahirohmanirrohim, saya mulai tulisan ini dengan sebuah semangat, sebagai penguat di kala diri ini enggan sekali untuk bekarya. Sudah lama tidak menulis, sampai rasa tidak percaya diri pun tumbuh subur di dalam diri ini. Entahlah apa yang terjadi,? Apakah niat suci yang dulu telah berubah? Kemana samangat yang dulu menggebu-gebu? Ayo semangat bung. Ya saya berharap hari ini bisa menghasilkan sebuah tulisan. Yang sederhana saja dua tiga paragraph rasanya sudah cukup. “Tak usah dibuat-buat jujur saja pada tulisanmu, karakter tulisanmu ada pada kejujuranmu, itu kan yang dulu kau bilang”, gumam diri di dalam hati. Yup, tak perlu berlama-lama saya mulai saja tulisan ini. Eits, tunggu dulu, padahal baru saja di mulai kok sudah sepuluh sebelas kalimat yang tersusun. Wa hebat, rasanya beberapa kalimat ini sudah cukup sebagai pembuka di paragraph pertama ini.

Langsung saja saya masuk ke paragraph kedua. Di awali dengan kalimat singkat tapi menarik. Saya pilih saja kalimat itu. Bukan karena sok puitis atau apalah, tapi memang saya suka kalimat itu. Teringat saya kata seorang teman, gayanya yang sok tahu sulit dilupakan ketika ia berbicara tentang sebuah tulisan. Katanya, “tulisan itu minimal terdiri dari tiga paragraph, paragraph pertama itu biasanya paragraph pembuka. Isi tulisan itu ada pada paragraph kedua dan terakhir ditutup dengan pargraph ketiga”. Entah benar atau tidak pernyataannya. Tapi jika benar,saya pun mulai ketakutan, bingung mau ditulis apa paragraph kedua ini. Ini kan inti tulisan saya. huu Saya diam sejenak, saya angkat jari-jari kecil ini dari keyboard laptop. Menghela napas, saya sandarkan tubuh ini ke kursi sambil saya regangkan jari-jari yang dari tadi tak berhenti bergerak. Mata minus ini tetap memandang tajam ke arah monitor yang berukuran 14,1' itu ,sesekali melirik ke kotak-kotak plafon di langit-langit kost. Dalam hati “huu, kenapa sich setiap kali menulis pasti ada aja masalahnya, kurang idelah, gak konsenlah, inilah, itulah, yang ujung-ujungnya mentok dan gak bakal pernah jadi bikin tulisan”. Cukup lama saya merenung. Saya pasrah akhirnya saya akui sulit untuk membentuk sebuah paragraph, apalagi untuk mengembangkannya. Saya sadar saya masih perlu banyak belajar. Tak usah dipaksakan, suatu yang dipaksakan juga tak bakal baik, dengan berat hati, paragraph kedua ini saya cukupkan saja.

Masih kesal tak bisa optimal di paragraph kedua, saya teruskan saja ke paragraph ketiga. Eh tunggu deh, beneran ni saya sudah masuk di paragraph ketiga? wah tidak disangka. Tapi bukankah ini berarti saya harus menutup tulisan ini. Huu,, padahal baru sedikit sekali yang bisa saya tulis, tapi tak apalah tak perlu banyak-banyak yang penting manfaatnya. Setidaknya saya masih bisa membuktikan kepada diri saya sendiri bahwa saya masih bisa menulis (lagi). Semoga tulisan ini menjadi langkah baru, semangat baru tuk hidup yang pernuh barokah. Saya tutup saja ya. Kalimat terakhir Assalamu’alaikum wr wb, semangat,



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar di sini yah,