Pages

Plis Jaga Jarak

Busway transjakarta akhirnya memisahkan antara penumpang perempuan dengan penumpang laki-laki di haltenya. Wah gimana tu ceritanya? berawal dari banyaknya keluhan masyarakat sebagai pengguna busway dengan marak terjadinya pelecehan seksual yang terjadi di halte busway,. Katanya sih pelecehan sering terjadi karena adanya desak-desakkan antar penumpang di halte. Keluhan di sampaikan langsung ke menteri perhubungan dan pengelola transjakarta dan ada juga yang menyampaikan keluhan melalui grup di jejaring sosial di facebook. Alhamdulillah berbuah hasil yang positif.

Kok mesti dipisah ya? Ya iyalah kan pada dasarnya cewek dan cowok itu harus di pisah. Kalo gak ya seperti yang banyak terjadi bisa gawat. Maaf bukan muhrim kata seorang teman, hee, dekatnya jarak, wanginya parfum yang berlebihan, pandangan yang tak terjaga sepertinya merupakan media setan untuk menggoda umat manusia agar melakukan perbuatan yang tidak semestinya (boleh dibaca : pelecehan seksual). Walaupun bisa menahan diri untuk tak melakukan, seminimalnya otak dan hati kita bisa sedikit terkotori dengan godaan seperti itu, maaf perempuan kota kan biasanya berbusana yang kurang terjaga ya walau tak sedikit juga yang berpakaian “rapi” tapi namanya juga setan tak berhenti sebelum manusia tergoda, astaghfirullah om setan jahat banget ya buat menghancurkan keindahan hidup umat manusia, he.  Makanya jaga jarak, mobil aja mesti jaga jarak di jalan, siapa sih yang mau kecelakaan. Dari pada kita mengobati lebih baik mencegah bukan, ya namanya mengobati berarti kita sudah divonis sakit toh, jangan sampe deh.

Kalo kita mendengar beberapa komentar tentang kebijakan yang berlangsung ini, hampir kebanyakan masyarakat sangat setuju, alasannya pun beragam, tapi yang paling unik seorang mahasiswi mengatakan “ya dengan ini kami sebagai perempuan tidak dirugikan lagi”, What? Perempuan doang? Saya sedikit angkat komentar kalo gini (sambil menyingsingkan lengan baju, sok kuat, he). Sebagai orang yang sering menggunakan fasilitas busway saya juga merasakan bahwa kondisi desak-desakan antara laki-laki dan perempuan di halte (terutama di halte transit) bukan merugikan kaum hawa saja, kami adam juga loh. Gak percaya? Percaya dong, pecaya ya (he, maksa). Kami sebagai laki-laki pasti sangat bercita-cita agar kehidupan kami selalu dihiasi dengan kebaikan yang berlandaskan keyakinan agama kami. Kita semua tau di dalam agama bahwa bercampur baur antara laki-laki dan perempuan bukan muhrim di suatu tempat atau lebih dikenal dengan istilah ikhtilat sangat dilarang. Kami sebagai adam bisa rugi kalo dapat dosa gara-gara kondisi ini, apalagi sampe otak dan hati terkotori, hapalan Al quran yang selama ini dijaga rapi-rapi bisa hilang begitu saja (walaupun cuma seayat dua ayat kan sayang) . Ayo siapa yang mau ganti kalo udah hilang? he

Hee, piss, dari pada kita ribut ngurusin siapa rugi dan gak, mending kita bersatu aja deh buat mendukung kebijakan yang jujur saya nilai baik sekali ini. Kalaupun ada penilaian lain dari sobat its oke, ada yang bilang tidak efektiflah, ribet lah, saya rasa ini hanya bagian dari ketidaksempurnaan suatu produk yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Tapi bukankah kita mencari yang terbaik. So, yuk kita dukung rame-rame. Mulai sekarang yuk kita ikuti peraturannya sama-sama, baik ada petugas maupun gak ada petugas, kita usahakan untuk mengendalikan diri, hee jangan menyerobot sana-sini, oke.

Oke cukup di sini deh, semoga bermanfaat, semoga dapat dijadikan inspirasi untuk kebijakan-kebijakan lainnya dimanapun berada, he , wassalam



1 komentar:

  1. Nah, ya kan mas, akhirnya konsep pemisahan seperti itu diterapkan juga di busway.. bukan hanya tempat duduknya, namun antrinya juga lho..

    Alhamdulillah dipermudah menjaga hati, apalagi yang belum menikah.. hehe
    :)

    BalasHapus

Komentar di sini yah,