Bukan Iklan Biasa

Biar bapaknya loper koran anaknya bisa jadi wartawan, Biar bapaknya sopir angkot anaknya bisa jadi pilot

Tau kan sepenggal kalimat di atas itu apa? Ya bagi yang udah tau syukur, tapi bagi yang tidak tau atau mungkin lupa, kembali saya akan coba kasih tau atau mengingatkan saja. Itu adalah sepenggal kalimat iklan layanan masyarakat yang dipersembahkan oleh departemen pendidikan nasional RI yang populer sekitar tahun 2008. Ingat kan? alhamdulillah

Suatu sore saya dan ayah sedang asyik nonton tv berdua di rumah, mengisi waktu santai sembari menyantap makanan ringan. Pada saat menonton ada sebuah iklan yang sangat menggelitik kami berdua. Iklan itu adalah iklan layanan masyarakat yang saya sebutkan di awal tadi. Iklan yang dibintangi oleh Cut Mini itu membuat saya dan ayah tersenyum. Saya rasa apa yang saya dan ayah pikirkan saat itu sama.

Oh ya ayah saya adalah seorang sopir mobil angkutan barang di salah satu toko di kota saya. Layaknya seoarang sopir pekerjaan ayah sehari-hari yaitu mengemudi mobil yang membawa barang keperluan toko tempat ia bekerja dan tak jarang ayah juga sering ikut menaikkan atau menurunkan barang dari mobil ke gudang atau sebaliknya, bukan suatu pekerjaan yang ringan. Sedangkan saat itu, saya hanyalah remaja biasa yang baru lulus dari SMA dengan nilai yang pas-pasan saja. Saya rasa ayah juga berharap besar terhadapi pesan iklan yang disampaikan Depdiknas pada masa Pak Bambang Sudibyo itu. Saya sadar walaupun tidak berharap saya menjadi seorang pilot, pasti ayah berharap agar saya sukses dalam segala sesuatu yang saya kerjaan. Saat itu saya pun hanya bisa melempar senyum kepada ayah, tanda janji bahwa saya akan memberi kebanggaan kepada ayah suatu hari nanti. Padahal saya sendiri saat itu masih sangat bingung mau kemana setelah lulus SMA. Tapi insyaallah dengan semangat itu, semoga suatu saat nanti saya bisa tunjukkan kepada ayah bahwa anak seorang sopir pun juga bisa sukses.

Ayah adalah sumber motivasi saya, ayah begitu spesial bagi saya.