Pages

Kembali Pulang


Memaknai pulang akan terasa sama dengan memahami pergi. Pulang tidak lain adalah akibat dari suatu sebab bernama pergi. Rasanya tidak ada ke-pulang-an tanpa sebuah ke-pergi-an.

Pulang mempunyai banyak rasa. Semanis pulang saat kita rindukan sesosok tubuh yang penuh kasih sayang. Sehangat pulang saat kita butuh tempat penuh kedamaian. Atau bahkan sebaliknya, sepahit saat kita tersingkir dari kompetisi hidup yang memaksa kita untuk pulang. Asam, manis, asinnya membuat pulang begitu istimewa.

Pulang dan rumah adalah dua frase yang begitu akrab. Hampir semua ke-pulang-an berujung ke rumah. 

pergi-rasa-rumah

Dulu sekali saat pertama kali saya menulis untuk blog ini, saya terlanjur menyebut ruang maya ini sebagai -rumah-. Dengan segala alasannya, saya belajar memahami bahwa di
sini adalah tempat bagi saya (atau pembaca) untuk berteduh, berkumpul, dan bertumbuh. Berteduh dari panas dan dinginnya makna kehidupan. Berkumpul dengan beragam ide-ide kecil yang sayang sekali untuk tidak dibagi, dan bertumbuh (dengan segala dinamikanya) sebagai pribadi yang semakin hari semakin baik.

Dengan alasan tertentu pula, untuk beberapa saat, harus diakui saya pernah terlanjur -pergi- meninggalkan rumah ini, meninggalkan semua kenangan yang juga pernah saya bangun.

Maka, dengan segala -rasa- yang ada, saya pulang.

Sesungguhnya pulang dan pergi adalah rutinitas hidup yang biasa kita lalui setiap hari, yang menjadikannya berbeda adalah untuk apa kita pergi dan nilai apa yang kita bawa di saat kembali (pulang).

Selamat pergi, selamat pulang, selamat merasa, selamat (bersih-bersih) rumah :)


 *foto pinjam di sini

1 komentar:

Komentar di sini yah,