Pages

(tak) Ada yang Spesial dari Sebuah Buku

Tidak ada yang spesial dari sebuah buku. Buku hanyalah sebuah alat pelengkap dalam sebuah proses pembelajaran di sekolah. Seseorang hanya akan menemukan buku ketika ia sekolah, sebaliknya dapat dipastikan ia tidak akan menemukan buku apabila ia tidak bersekolah. Saya sadar bahwa buku adalah sesuatu yang dicari-cari, layaknya orang lapar yang mencari makanan,ya buku memang di cari tapi bagi mereka pemulung buku yang akan menjualnya kembali ke pengepulan, bukan bagi para pelajar yang sering disebutkan banyak orang. Buku merupakan asesori pajangan saja di lemari para sarjana yang mungkin kelebihan buku ketika ia kuliah. Ya yang saya tahu tak ada yang spesial dari sebuah buku.

Pandangan klasik,itulah pandangan klasik saya tentang buku,pandangan itu jelas saya yakini ketika saya baru berumur 7 tahun. Bagi saya buku hanyalah buku,tak ada yang spesial. Bagi saya orang-orang terlalu berlebihan ketika menyebutkan buku dengan kata-kata indahnya.

Tetapi, sampai suatu ketika, saat saya berumur 8 tahun tanpa disengaja suatu peristiwa mampu mengubah pandangan itu berbalik 180 derajat. Saat itu ketika saya dan ibu berkunjung ke rumah paman saya ,mata saya tertuju pada sebuah buku biru yang ada di dalam lemari buku miliknya. Ya seperti yang saya katakan tadi layaknya seorang sarjana paman juga punya lemari buku di rumahnya. Mata saya tertuju pada buku besar dan tebal bertuliskan “ensiklopedia amerika”. Karena penasaran, saya pun mengambil dan membuka buku itu untuk melihat, ya sekadar menjawab rasa penasaran saya.


Setelah dibolak-balik, tanpa sengaja buku itu terbuka pada bagian yang bertuliskan Amerika Serikat, yang saya tahu nama itu adalah nama negara adi daya yang sangat berkuasa di dunia ini. Mata saya pun mulai melirik satu per satu huruf yang tertulis di halaman bergambar Patung Liberty itu. Hampir semua informasi tentang negara berjuluk Negeri Paman Syam itu dipaparkan dengan sistematis di buku itu, mulai dari sejarah negara, bentuk pemerintahan, perekonomian, sampai kebudayaan orang-orang Amerika pun ada. Layaknya seorang anak yang baru berumur 8 tahun, saya tertegun-tegun membaca buku itu. Saya baru sadar bahwa inilah yang selalu dikatakan oleh banyak orang “buku adalah jendela dunia”. Membaca buku akan membuka dunia bagi siapapun juga,termasuk saya, yang bisa melirik Amerika hanya dengan membaca sebuah buku. Buku itu mengajarkan banyak hal pada saya. Dengan izin dari paman saya selaku pemilik buku itu, akhirnya buku itu pun menjadi milik saya, ia berikan buku itu untuk saya, lumayan dapat BUKU GRATIS . Alhamdulillah sampai sekarang buku itu masih tersimpan rapi di lemari rumah saya. Setelah hari itu, pandangan negatif saya tentang buku sedikit demi sedikit menghilang dan saya pun mulai tertarik pada dunia buku.

Banyak orang yang mengartikan buku dengan bahasa logikanya, itu hak mereka, yang pasti buku bukan sekadar sumber ilmu, namun juga “tambang emas” kesuksesan yang perlu digali, dieksploitasi, dan dimaksimalkan potensinya. Buku merupakan sumber informasi terhadap segala hal. Buku ditulis dengan kerja keras yang luar biasa. Beribu-ribu informasi dan pengalaman diteliti, dipilih, dianalisis, dan dicari saripatinya kemudian dirangkai dalam suatu untaian kalimat, kumpulan paragraph, yang selanjutnya menjadi sebuah buku.

Memang tak jarang kita sering menemukan buku-buku yang tidak kita sukai. Tetapi yakinlah di dalam setiap buku sesungguhnya minimal ada satu hal, satu pelajaran, satu nilai, satu hikmah, satu pengetahuan ataupun satu jalan keluar yang bisa kita peroleh dari membaca buku. Entah kita sadari maupun tidak, tapi yang saya tahu bahwa buku mengandung pengetahuan yang syarat akan makna, so, setiap buku pasti ada manfaatnya bro.

Satu lagi,bayangkan jika kita bisa membaca minimal satu buku dalam seminggu maka dalam sebulan minimal tentu ada empat buku yang bisa kita cerna manfaatnya dan tanpa disadari ada 52 buku yang bisa kita lahap informasinya selama satu tahun. Itu berarti jika kita terus komitmen untuk membaca satu buku dalam seminggu, dalam lima tahun kita sudah membaca 260 buku. Terlebih apabila buku yang kita baca topiknya menyangkut apa yang kita geluti maka lima tahun berlalu akan membuat kita menjadi seorang yang ahli dalam satu bidang yang kita seriusi. Hebat bukan? Menjadi ahli dari diri sendiri.

Semua orang punya pandangan masing-masing terhadap sesuatu. Termasuk dengan buku, baik orang tua, anak-anak, laki-laki, perempuan, kaya, miskin,pejabat, konglomerat semua pasti punya pandangan terhadap buku. Bisa saja pandangan itu negatif, positif atau hanya netral-netral saja. Yang pasti itu adalah hak mereka. Apabila sampai saat ini Anda memiliki pandangan yang positif tentang buku maka saya ucapkan selamat. Karena tak mudah untuk mencintai sebuah buku. Oleh karena itu, sayang sekali jika karya-karya luar biasa yang bernama buku itu ditelantarkan. Maka,demi bekal kehidupan yang tak lekang oleh zaman dan waktu, kita perlu membiasakan atau jika perlu memaksa sedikit diri untuk membaca. Seperti apa yang George dan Alec Gallup katakan dalam buku yang berjudul “The Great American Success Story”, ORANG SUKSES PASTI SENANG MEMBACA.



3 komentar:

  1. pengumuman buku gratis sudah ada... langsung meluncur ke TKP. siapa tahu anda yang dapat!! Mohon maaf atas keterlambatannya...

    BalasHapus
  2. selamat kang, mendapat buku gratis dr solusidigitalku.
    salam

    BalasHapus
  3. buat semuanya ,,,
    terima kasih ya, yuk terus berkarya

    BalasHapus

Komentar di sini yah,